Rabu, 08 Juli 2009

Amankan Pilpres TNI-POlri Bergandengan


Tentara Nasional Indonesia (TNI)- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bergandengan tangan dan bahu membahu untuk mengantisipasi segala kemungkinan gangguan keamanan dalam pelaksanaan pemilihan Presiden (PIlpres) tahun 2009. Guna menjamin stabilitas keamanan baik secara nasional, maupun regional Jawa Barat pada khususnya, diperlukan kewaspadaan serta kesiapsiagaan satuan secara terkoordinir untuk menangkal berbagai macam potensi konflik yang mungkin terjadi
Jika bercermin kepada berbagai pengalaman, pihak TNI-Porli sering di jadikan korban dari pihak atau kepentungan tertentu. Oleh sebab itu jalinan kerjasama dan kekompakan dua institusi tersebut, patut dijaga dan ditimbuhkembangkan agar keberadaanya semakin harmonis dan lebih eksis di mata public.
TNI dan Polri sebagai ujung tombak pertahanan dan keamanan perlu meningkatkan persatuan dan kesatuan. Selain itu perlu juga ditingkatkan jalinan kerjasama serta terjaganya kekompakan, jangan mudah dihasut atau terpancing isu isu yang dapat menyebabkan institusi TNI-Polri menjadi rapuh.Oleh sebab itu institusi TNI-Polri tidak mudah mudah dimanfaatkan oleh pihak pihak tertentu. Jika ada ketidaksepahaman antara anggota TNI-Polri sebaiknya diselesaikan secara arif dan bijaksana dengan menggunakan jalur komunikasi yang sehat tanpa mengabaikan aturan dan prosedur yang berlaku.
Kapolda Jabar , Irjen Pol Timur Pradopo bersama Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary,dalam acaraApel Bersama TNI-Polri di labangan Bigrif 15/kujang II Baros Cimahi mengungkapkan, pelaksanaan Pilpres 2009 akan berjalan aman. Pihak TNI-Polri telah menyiapkan segala sesuatunya sesuai prosedur, termasuk langkah langkah yang harus dilakukan TNI dan juga berkaitan dengan yang harus dikerjakan oleh pihak kepolisian.
Menurut Kapolda, kesiapan tersebut terutama menyangkut kesiapan anggotanya dan peralatan Utama Sistem Persenjataan (Alutsita), serta ketentuan ketentuan yang berlaku juga sudah dipersiapkan. Ketika di singgung kemungkinan adanya ancaman teroris, Kapolda yang didampingi Pangdam III siliwangi menegaskan, ancaman teroris bias saja terjadi. Namun anggota TNI-Polri sudah siap menghadapi segala kemungkinan tersebut, karena sedah mendapat latihan bagaimana cara menghadapi ancaman seperti itu.
Kapolda menambahkan, pihaknya berusaha menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Menurutnya ketidak sepahaman antara Polri dengan TNI sebenarnya tidak pelru tejadi jika tidak ada miskomunikasi.Masalahnya selama ini kerjasama dan hubungan baik antara TNI –Polri sudah terjalin dalam berbagai kegiatan. Dimasayang akan datang dirinya berharap, tidak ada lagi ketidaksepahaman antara TNI-Polri, apalagi dalam waktu dekat ini aka nada Pilpres.
“Waktu yang paling rawan adalah hari Sabtu dan Minggu malam. Pasalnya, waktu waktu tersebut merupakan waktu dimana para anggota TNI diperbolehkan berlibur dan keluar dari kesatuannya,” jelas Kapolda
Hal senada diungkapkan pangdam III Siliwangi mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, Pangdam berencana dalam waktu dekat akan memperketat waktu istirahat dan liburan bagi anggotanya. Namun hal tersebut akan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pimpinan masing masing kesatuan. “Kalau biasanya setiap sabtu malam diperbolehkan pulang hingga pukul 00.00WIB, mungkin kedepannya akan dibatasi hingga pukul 21.00 WIB atau 22.00WIB,” Ungkap Pangdam.
Dengan tegas Rasyid berjanji, akan mencegah anggotanya membuat masalah dengan memperketat aturan.salah satunya dengan membatasi jam keluar malam bagi para anggota kesatuannya. Sebelumnnya di Pusat Persenjataan Artilery Pertahanan Udara, Pangdam menekankan agar para Prajurit jangan mengartikan secara sempit jiwa korsa antar kesatuan, tapi harus dimunculkan dalam konteks bela bangsa dan demi membela bumi pertiwi.
“ Jiwa korsa itu adalah konteksnya membela bangsa dan Negara, bukan jiwa korsa muncul setelah ada teman yang berkelahi lalu berbondong bonding membalas dendam,” tegas Pangdam. Ditambahkan Pangdam, kebersamaan dirinya dengan Kapolda Jabar, merupakan satu bukti komitmen menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan. Menurutnya kebersamaan di tubuh pimpinan harus di implementasikan sampai tingkat yang paling bawah.
“Lihat sendiri bahwa saya dan pak Kapolda selalu bersama sama, untuk menjalin hubungan erat.Secara pribadi saya berharap TNI dan Polri khusunyadi Jabar-Banten tidak ada masalah” jelasnya. Pangdam mengungkapkan, belajar dari kejadian kejadian sebelumnya, tingkat kewaspadaan harus ditingkatkan, agar tidak terulang lagi kejadian yang sama dimasa yang lalu.
Sementara itu kapolda Jabar menuturkan, ketidaksepahaman antara TNI-Polri sudah diselesaikan secara damai dengan kesatuannya masing masing. Sifat sabar, tambah Kapolda, harus dimiliki setiap masyarakat termasuk TNI dan Polri.
Ditempat terpisah Kepala Kepolsian Wilayah Kota Besar (Kapolwitabes) Bandung, Kobes Pol Drs Iman Budi Suseno mengatakan, langkah langkah antisipasi, memberi pengertian kepada seluruh anggotanya masing masing, untuk menghindari kejadian yang tidak diharapkan. Kapolwiltabes berharap, Anggotanya tidak terpancing provokasi yang mengadudombakan antara TNI-Polri, baik melalui SMS maupun isu isu penyerangan atau penganiyaan yang mengakibatkan terpecah belahnya TNI-Polri.
Kapolwiltabes memohon, kepada seluruh jajaranya, untuk menjalin hubungan harmonis dengan TNI, agar tercipta solidaritas yang baik antara TNI dan Polri. Terlebih sebentar lagi akan menghadapi pemiliha Prsiden (Pilpres). (Nunu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar